z69 Photography Journey

Sudah hampir 3 tahun saya aka penulis blog ini bergelut dengan hobi fotografi dengan menggunakan Nikon D90. Kisah saya sendiri mulai suka foto-foto dimulai dari tahun 2007 ketika saya membeli kamera digital pertama kali dalam hidup bernama Casio Exilim z1000. Kenapa saya membeli Casio Exilim? Bukan yang mainstream seperti canon, sony or nikon, itu adalah karena saran teman saya waktu kuliah di ITS dulu (Yanata)  yang mengatakan hasil foto casio jauh lebih bagus & tajam daripada canon lho.. dan dengan segera otak saya langsung tercuci & tersugesti: “Casio apik, Casio apik, Casio apik..”

Dan dalam perjalanan saya bersama z1000 ini memang lumayan bagus sih hasil foto2nya, cukup tajam apalagi di keadaan outdoor, hasil foto dengan blitz nya pun cukup memuaskan.. nahh dari situ diketahui kalo saya ternyata memiliki keautisan ria ketika mencari angle2 foto objek.. saya suka mencari hasil foto yang berbeda dan tidak biasa-biasa saja. Sampailah di bulan april 2009 ketika saya menyadari bahwa saya tidak puas dengan z1000 ini karena kebanyakan memakai mode automatis dan untuk manualnya hanya memberikan keterbatasan settingan2 sehingga tidak bisa bereksperimen lebih banyak..

Maka pada bulan april 2009 kalo ga salah, dibantu dengan kompor panas dari teman kuliah ITS saya bernama Hanari Probo (di jerman skrg) yang merupakan nikonian, maka saya memutuskan untuk membeli Kamera DSLR NIKON D90.. Jeng jeng jeng… Babak baru fotografi di kehidupan saya dimulai.. Dari awal saya sudah paham bahwa hobi ini akan menelan banyak duit.. misal untuk beli tas, filter, kit, lensa tambahan yang berharga ratusan ribu sampai jutaan rupiah..

Saat ini saya memiliki Nikon D90 with grip, lensa standar 18-105mm F3.5-5.6, Lensa Fix 50mm F1.8, Lensa Wide Tokina 11-16mm F2.8. Pada hari-hari pertama menggunakan lensa standar, hasil foto saya seperti ini gan:

Image

Di akhir tahun 2009, saya iseng diajak teman MMUI saya bernama Pongo (aka aditya yudha isa) untuk mengikuti lomba foto dayak di taman mini, dan mungkin dengan keberuntungan pemula saya berhasil mendapatkan juara 5 cyinnnn… berikut fotonya yang saya kasik judul “a smiling face” <—- nguopooo butut banget dah judulnya…

Image

Waktu lomba foto dayak ini, salah satu jurinya, Arbain Rambey (Wartawan Senior Kompas), mengatakan bahwa dalam fotografi yang penting bukan kameranya, tapi teknik memfoto kita. Entah memang benar atau hanya untuk membesarkan hati para fotografer yang kamera dan lensanya masih pas-pasan, atau sekedar menggunakan kamera digital atau handphone. Jadi para reader blog saya yang mungkin hanya kurang dari 5 orang ini, apapun kamera anda jangan berkecil hati, yang penting teknik fotonya gan~~

Kemudian, di tahun 2010 saya diperkenalkan sebuah lensa fix oleh teman MMUI lain bernama Atep (aka Andhika Andri Puar Baherman). Lensa ini berupa lensa manual 50mm F1.8 jaman baheula, yang digunakan untuk foto objek dimana background belakang objek tersebut akan blur/bokeh karena bukaan diafragmanya yang besar (F1.8), sehingga objek akan terlihat fokus dan halus. Maka segeralah saya bersama teman saya itu pergi ke mangdu untuk membeli lensa fix tersebut yang sudah autofokus sehingga tidak kehilangan moment ketika foto candid. Lensa 50mm ini adalah salah satu lensa favorit dan wajib para nikonian dikarenakan harganya yang cukup murah. Salah satu hasilnya adalah sbb:

Image

Nahh… ketika kerja di Hewlett Packard tahun 2011, saya bertemu dengan teman sehobi yang agamanya sama (Nikon) bernama Rezadimebag. Ni anak getol foto2 model2 pake baju, lingerie, nude juga pernah kata dia. Nahh saya diajak untuk foto model bule di Epicentrum. Untuk foto model bule ini biayanya cukup worth lah, yakni 150rb untuk foto 6 Model bule dan favorit saya adalah Airlina yang baju biru.. wkwkwk. Saya menggunakan lensa standar & Fix 50mm. Beberapa hasil fotonya + retouch adalah sbb agan2:

Sebenarnya foto model seperti diatas adalah hal baru bagi saya, karena saya bukan orang yang bisa mengarahkan gaya dan waktu di epicentrum itu terbantu karena banyak sekali yang foto (10 org untuk 1 model), dan modelnya uda bergaya2 sndiri dan kadang diminta oleh fotografer lain. Sebelumnya saya suka untuk foto2 candid, pemandangan, objek makro & human interest, namun untuk human interest ini diperlukan kecuekan tingkat tinggi dan rasa sosialisasi yang tinggi dengan lingkungan manusia dimana kita berada. Untuk pemandangan, karena saya tidak puas dengan lensa standar, saya merogoh kocek cukup besar untuk membeli lensa baru yakni tokina 11-16mm F2.8. Lensa ini super wide, namun jeleknya dia tidak cocok untuk foto objek karena akan memberikan distorsi bila objek tersebut berada di samping kiri & kanan. Namun lucunya, dengan lensa tokina kita bisa memfoto objek misalnya manusia menjadi lebih lucu dan seperti karikatur apabila posisi objeknya berada di tengah-tengah dan berada di posisi yang dekat sekali dengan lensa. Hasil-hasil foto saya untuk pemandangan seperti:

Dan yang dibawah ini adalah menggunakan lensa tokina, dimana bisa kita lihat terjadi distorsi di bagian kiri dan kanan foto:

Salah satu impian saya untuk fotografi ini ingin sekali bisa foto untuk pre-wedding, namun pengalaman saya, portofolio & camera kit saya belum cukup untuk mengakomodasi hal tersebut, dibutuhkan pembelajaran yang banyak, lagi dan lagi, upgrade kamera, beli lensa, beli speedlight, belajar lightning dan foto studio, team & teamwork, serta kreatifitas sudut pengambilan foto. Nahh.. pada akhir oktober 2011 (setaun lalu~~), saya berkesempatan foto prewed teman MMUI saya bernama ganggas (aka genggi) dan cinmi, bersama dua teman saya pongo dan rebet. Bayarannya adalah bakmi GM dan lumayan nambah2in pengalaman dan portofolio. Salah satu hasil fotonya adalah sbb:

Nikon saya saat ini D90 merupakan DSLR DX atau belum full frame, padahal saya menginginkan membeli lensa 24-70 yang sudah FX atau full frame, oleh karena itu saya harus membeli kamera baru juga.. hueeeeee… entah kapan belinya.. apakah D90 + lensa standar, dan lensa tokina yang telah memberikan saya banyak kenangan harus saya jual?? Hueee agannn huee… Namun apabila saya tetap bertahan dengan kamera yang sama, maka pembelajaran fotografi saya ya memang akan tetap seperti itu-itu saja.. (ngeles).

Maka dengan ini saya deklarasikan di dalam waktu dekat dan jauh, DSLR dan lensa Nikon impian saya:

1. FX DSLR Nikon D600

2. Lensa Nikon 24-70mm F2.8 (untuk keperluan umum, portrait & candid)

3. Speedlight SB-800

4. Lensa Nikon 105mm F2.8 (untuk foto Makro)

5. Lensa Nikon 14-24mm F2.8 / 16-35mm F4 (Lensa wide untuk pemandangan)

6. Lensa Tamron/Nikon 70-200mm F2.8 (Lensa tele untuk foto hewan buas/candid/stalker wkwkwk)

Kalau semuanya uda dapet, seperti kata rezadimebag maka tenanglah hidup gue.. wkwkwk

Sekian agan2, bergabunglah dengan saya untuk menjadi Nikonian. Nikon bless U.

-fin-

About bolehsilahkan

originally silent creature & love solitude. Life in the night like Batman but there's no enemy I must fight for.. Lihat semua pos milik bolehsilahkan

7 responses to “z69 Photography Journey

  • erika

    foto dayak e kok rada ngeblur ? Apa mataku minus ??

  • iChon

    wkhakhakhkka… ane juga nikonian gan… dan lagi mimpi punya D600 plus 14-24 f2.8 serta 24-70 f2.8, padahal sekarang ane udah punya D90 plus 17-55 f2.8 plus B+W Xs Pro UV plus B+W Kaesemann Slim CPL plus B+W ND8 (yang disebut terakhir ini masih baru)…. happy shooting Gan..

  • iChon

    oh ya.. ane juga baru beli SB-910…. bahhh.. ini hobi emang bikin kanker alias kantor kering euyyy….

  • bolehsilahkan

    wah dah lumayan banget tuh dah punya 17-55 f2.8 gan.. agan pasti penggemar foto wide ye.. gw jg ada tuh filter lee buat wide.. cuma kalo buat tokinem aje belum dimaksimalkan kerja filternya.. wkwkwk

    manteb sb-910.. happy belajar lightning gan

  • henry

    mengutip kalimat agan “Kalau semuanya uda dapet, seperti kata rezadimebag maka tenanglah hidup gue..” rasanya tidak akan pernah tercapai.. saya, pada mulanya juga mengawali ketertarikan fotografi dengan pocket camera, kemudian sempat vakum dan mengawali lagi dengan dslr entry level nikon.. awalnya ketika memulai lagi hobi foto, saya berpikir, jika sudah mendapatkan dslr (meskipun hanya entry level) maka tenanglah hidup saya.. ternyata, dslr nikon entry level saya hanya bertahan selama 6 bulan saja, selanjutnya, sekonyong-konyong seperti terhipnotis, saya seolah tidak bisa menahan keinginan untuk naik kelas. dan tiba-tiba saja sebuah d90 ada di meja saya. jadilah saya pakai kamera tersebut yang masih ada sampai sekarang. entah sampai kapan dia tersebut akan menemani hidup saya… biarkan dia menentukan jawabannya sendiri.. hehehe
    -salam-

  • bolehsilahkan

    haha iya gan, begitulah manusia, seperti tidak ada puasnya.. kalo uda dapet semua ntar, masi ada aja yang perlu dikejar lagi dan menetapkan tujuan baru. sisi positifnya sih, kita tidak pernah bosan untuk belajar.. sehingga otak ke upgrade terus.. yang penting kalo krn emang kita suka dan hobi, dan ada modal yang disisihkan untuk hal itu it’s okay..
    -salam balik-

Tinggalkan komentar